Feature

LPD FKIP UMS akan Diklat 98 CKS Muhammadiyah Aisyiyah Se-Jateng Secara Bertahap 2021

Surakarta, 15 Februari 2021

Sebanyak 98 Calon Kepala Sekolah Muhammadiyah Aisyiyah se Jawa Tengah telah mengikuti seleksi administrasi dan seleksi substantif menjadi peserta Diklat Calon Kepala Sekolah. Mereka sudah dinyatakan lulus seleksi administrasi dan seleksi substansi. Seleksi administrasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota terkait bekerja sama dengan masing-masing Majelis Dikdaspen PDM Muhammadiyah. Sedangkan seleksi substansi dilakukan dilakukan oleh LPPKS Kemdikbud RI.

Langkah selanjutnya adalah mereka yang sudah dinyatakan lulus secara administrasi dan substansi tersebut akan mengikuti Diklat CKS yang dilaksanakan oleh LPD (Lembaga Penyelenggara Diklat) FKIP UMS. Kegiatan Diklat baik Diklat CKS maupun Diklat Penguatan Kepala Sekolah akan dilaksanakan secara bertahap. Dan, angkatan pertama Diklat ini akan dimulai bulan Maret 2021. Demikian disampaikan Penganggung Jawab Diklat FKIP UMS Prof. Harun Joko Prayitno.

Kegiatan Diklat yang diperuntukkan bagi CKS lingkungan Muhammadiyah Aisyiyah ini dilakukan atas kerja sama antara LPD FKIP UMS, Majelis Dikdasmen Wilayah Jawa Tengah, dan LPPKS Kemdikbud RI. Kegiatan ini dilakukan sekaligus sebagai bentuk komitmen dan implementasi kerja sama antara Majelis Dikdamen PP Muhammadiyah dengan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah untuk memajukan kemampuan manajerial calon kepala sekolah yang profesional pada era komputasi global yang bergerak sangat dinamis dan cepat ini.

Daftar peserta selengkapnya [terlampir] bidang pendidikan di Indonesia

Semangat Tanpa Batas: Mahasiswa KMP LPTK PTM Menghadirkan Pendidikan di Masa Pandemi

Blora, 5 Januari 2021

Guru adalah pekerjaan mulia namun memiliki tantangan yang besar dalam eksekusinya, menjadi guru harus mempersiapkan segala hal tidak hanya kecerdasan, tidak hanya kecantikan dan kegantengan secara fisik, tidak hanya transfer ilmu melainkan mampu memberikan pembelajaran yang bermakna serta menyenangkan kepada peserta didik, mendidik peserta didik tentunya harus dilandasi tentang akidah dan akhlak agar menjadi manusia yang memiliki budi pekerti sebagai perwujudan dari pendidikan. 12 september 2020 adalah gerbang awal saya mengabdi sebagai salah satu anggota keluarga guru penggerak dalam program kampus mengajar perintis. Mendidik tanpa rasa cinta ibarat memasak tidak dibumbui dengan garam dan gula menghasilkan sebuah rasa yang hambar/biasa saja.

Mengajar di SDN 1 Andongrejo adalah pengalaman hidup yang tidak akan pernah saya lupakan, bukan karena mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan melainkan sebaliknya, dari program inilah saya mendapatkan oleh-oleh pengalaman berharga arti dari sebuah kehidupan. Saya dihapakan dengan kondisi Pendidikan yang penuh dengan tantangan karena mengajar ditengah kondisi covid-19 sekolah tidak diperbolehkan untuk melakukan proses pembelajaran tatap muka (offline) untuk mengurangi tingkat penyebaran covid-19, sehingga sekolah membentuk kelompok belajar yang dilaksanakan di rumah warga atau masjid kampung desa andongrejo namun tetap memenuhi protokol Kesehatan, alasan pelaksanaan kegiatan pembelajaran offline tetap dilaksankan salah satunya karena tidak semua anak/orang tua memiliki fasilitas handphone yang canggih untuk pembelajaran daring serta kondisi material.

Waktu itu dikelas 2 saya menjumpai peserta didik yang belum bisa membaca, tidak percaya diri, pendiam, kritis dalam mengungkapkan segala hal dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Saya berusaha mendesain pembelajaran dengan mengkolaborasikan beberapa metode agar peserta didik tidak bosan, kegiatan belajar mengajar selalu diselingi kegiatan ice breaking, permainan. Pada kegiatan ice breaking semua peserta didik merasa antusias dan senang. Maka dari itu pembelajaran yang menyenangkan tidaklah harus fokus pada materi saja namun bisa diselingi dengan ice breaking untuk membangun semangat peserta didik dalam memulai/melanjutkan pembelajaran, tidak menutup kemungkinan ice breaking, permainan bisa dikaitkan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

Ketika saya menghadapi kondisi kelas yang ramai saya berusaha untuk tetap tenang, disinilah point kesabaran dan rasa cinta perlu ditanamkan dalam diri sendiri bukan membetak peserta didik untuk diam. Pada saat itu peserta didik rama sendiri ada yang berceletuk “Bu..azizah liat kerjaan saya..Bu dimas ngomong terus..Bu saya ingin maju..Bu kelompok saya sudah selesai..Bu..Bu..” ujar peserta didik kelas 2 yang selalu ingin diperhatikan. Dalam hati saya tetawa karena kelas semakin ramai dengan celetukan tersebut. Kemudian saya menginstruksikan “tepuk satu” masih ada yang berbicara sendiri, kemudian dengan suara lebih keras saya berkata “tepuk ular” semua peserta didik diam dengan tangan kanan kedepan menirukan gesture ular.

Pada kondisi seperti ini buatlah diri sendiri menjadi menarik dihadapan peserta didik sehingga peserta didik yang mulanya ramai bisa berangsur kondusif, bisa juga membuat perjanjian yang saling menguntungkan antara peserta didik dengan guru. Mengajar kelas rendah dengan kelas atas secara penyampaian atau pengkondisian tentu berbeda. Melatih manusia agar menjadi manusia adalah sebuah tantangan yang besar tergantung niat dan keikhlasan. Bertemu dengan peserta didik yang memiliki karakteristik beranekaragam adalah kesenangan dan tantangan tersendiri, walaupun tidak bisa menjadi guru cantik, sedikit tidak jadilah guru baik yang menyenangkan dan tidak membosankan maka disitulah perlu ditanamkan rasa cinta ketika berhadapan dengan peserta didik.

Penulis: Desy Tri Permatasari, PGSD FKIP UMS: Program Mengajar Perintis Kemdikbud 2020

Koordinasi LPD LPTK PTMA-LPPKS Kemdikbud RI: Pelaksanaan Selsub & Diklat CAKAP Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah

Surakarta, 4 November 2020.

Menindaklanjuti penetapan SK Dirjen GTK Kemdikbud RI No.: 5497/B.B1.3/HK/2019 tanggal 29 Juli 2019 terdapat 15 LPD LPTK PTMA yang dipercaya sebagai pelaksana Diklat bagi CAKAP (Calon Kepala Sekolah) dan sekaligus sebagai Diklat Penguatan KS (Kepala Sekolah).

Ke 15 LPTK PTMA yang sudah ditetapkan dalam pasal satu menunjuk dan menetapkan lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah dan/atau penguatan kepala sekolah yang bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal GTK Kemdikbud RI tersebut adalah:

  1. LPD FKIP UMS
  2. LPD FKIP UAD
  3. LPD FKIP UMP
  4. LPD FKIP UM Gresik
  5. LPD FKIP UM Surabaya
  6. LPD UM Malang
  7. LPD FKIP UM Jember
  8. LPD FKIP UM Makassar
  9. LPD FKIP UMSU
  10. LPD FKIP UM Jakarta
  11. LPD FKIP Unimuda Sorong
  12. LPD FKIP UM Mataram
  13. LPD FKIP UM Parepare
  14. LPD UM Yogyakarta
  15. LPD FKIP UM Metro Lampung

Dalam kesempatan koordinasi tersebut, ke-15 LPD LPTK PTMA tetap berkomitmen pada standar proses, standar pelaksanaan, standar evaluasi, standar pembiayaan, sampai dengan standar lulusan. Pada prinsipnya LPD LPTK PTMA akan senaniasa siap menjadi partner pemerintah melalui LPPKS Kemdikbud RI dalam rangka mengembangkan dan memberdayakan kepala sekolah, baik melalui tahap diklat pembekalan calon kepala sekolah maupun tahap diklat penguatan kepala sekolah. Keduanya merupakan tahapan penting untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui lingkungan sekolah yang dipimpinnya masing-masing. Sekolah yang maju akan ditentukan oleh kemampuan manajerial dan kepiawaian kepala sekolahnya. Demikian papar Medira Ferayanti ,MA selaku Kepala Seksi Peningkatan Kompetensi LPPKS Kemdikbud RI mewakili Kepala LPPKS Kemdikbud RI dan Prof. Harun Joko Prayitno selaku Ketua Aasosiasi LPTK PTMA sekaligus Koordinator LPD LPTMA.

Secara khusus LPD LPTK PTMA pada periode ini akan membantu memberikan pembekalan bagi calon kepala sekolah di lingkungan sekolah dasar Muhammadiyah-Asiyiyah yang belum memperoleh kesempatan mengikuti diklat pembekalan calon kepala sekolah dari LPPKS Kemdikbud RI. Di samping itu, LPD LPTK PTMA tetap akan membantu memberikan diklat, baik berupa pembekalan CKS maupun diklat penguatan KS.

Oleh sebab itu, pada tahap awal sejak satu bulan ini masing-masing LPD LPTK PTMA sudah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak Majelis Dikdasmen baik di tingkat wilayah maupun tingkat daerah dan dengan masing-masing Dinas Pendidikan masing-masing Kabupaten/Kota guna melakukan seleksi administrasi dan seleksi substandi. Selanjutnya, berdasarkan kelulusan hasil seleksi administrasi dan seleksi substansi yang sudah dilakukan oleh Majelis Dikdasmen bekerja sama dengan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota dan LPPKS Kemdikbud RI tersebut akan memasuki tahap Diklat Pembekalan CKS. Dalam tahap ini diperlukan PKS tiga pihak antara LPD LPTK PTM, Majelis DIkdasmen, dan LPPKS Kemdikbud RI. Dalam hal ini LPD FKIP UMS mulai 30 November 2020 akan memberikan diklat pembekalan CKS sekolah-sekolah dasar menengah Muhammadiyah Jawa Tengah, Kalsel, Kalteng, dan Kaltim. Sedangkan LPD FKIP/PTMA yang lain akan menyelenggarakan diklat pembekalan CKS maupun penguatan KS sesuai dengan lingkungan kordinasinya masing-masing.

Semoga LPD LPTK PTMA senantiasa dapat memberikan peran nyata dalam meningkatkan, mengembangkan, dan memberdayakan baik CKS maupun KS guna mewujudkan pendidikan Indonesia yang MU (Maju-Unggul) di tengah komunikasi global ini. Semoga. Salam @ALPTK PTMA

15 LPD LPTK Selenggarakan Diklat Penguatan KS Berpendekatan ProFun EduLeMan

Yogyakarta, 23 Oktober 2020

Sebanyak 15 LPD LPTK PTM Se-Indonesia mulai Jumat 23 Oktober 2020 sampai 24 hari ke depan akan mengikuti Diklat Penguatan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyelenggara Diklat LPD PTM bekerja sama dengan LP2KS Kemdikbud RI. Kegiatan ini melibatkan sejumlah instruktur, baik dari lingkungan LPTK PTM maupun LPPKS atau wali LPD masing-masing LPD LPTK PTM dengan yang ditunjuk oleh LPPKS Kemdikbud RI.

Ketua ALPTK PTM Prof. Harun Joko Prayitno dalam salah satu pelaksanaan di LPD FKIP UMS bersama Plt Kepala Dinas Propinsi Jateng yang diwakili oleh Kasi PTK SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Mukhlison, SSos., M.M. sepakat bahwa kegiatan diklat ini sangat strategis sekaligus prospektif-futuristik. Bernilai strategis karena para kepala sekolah diperlukan kemampuan adaptasi cepat dalam kaitannya dengan era revolusi indstri 4.0. Bernilai prospektif futuristik karena para kepala sekolah diperlukan kemampuan memproyeksi targer terukur ke depan melalui pengembangan visi kelembaagaan sekolah dan misi pengembangan mutu sekolah.

Oleh sebab itu, ketua LPTK PTM menegaskan bahwa model diklat kali ini dilaksanakan dengan cara daring penuh yang dikembangkangkan dengan berpendekatan ProFunEduLeMan. Pendekatan Progresive, Fun, Educated, Leadership, Management. Suatu manajemen kepemmpinan pengelolaan dan pengembangan sekolah yang sehat, menggembirakan, dan berorientasi ke depan melalui visi progresive futuristik. Progresive sebagai salah satu tuntutan kepala sekolah era komunikasi global yang memiliki visi strategis ke depan. Salah satu bentuk fun dalam kegiatan Diklat ini perlu dikemas dalam suasana menyegarkan dan menggembirakan. Kebersamaan, sinergi, maju serta lulus bersama merupakan salah satu indikator keberhasilan diselenggarakannya Diklat PKS ini. Luarannya adalah menjadi kepala sekolah yang visioner, progresive, futuristik dengan tetap bertumpu pada kearifan budaya lokal masing-masing merupakan salah satu kepala sekolah yang The ProFun EduLeman. Salam@alptk.ptm.

Sebanyak 32 LPTK PTM Laksanakan Program KMP Kemdikbud 2020

Jakarta, 5 Oktober 2020

Sebanyak 32 LPTK PTM terpilih untuk mengikuti program kampus mengajar perintis (KMP) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI. Program ini diikuti oleh 90 LPTK baik negeri dan swasta dan 2.498 mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia yang sasarannya terdiri dari 358 sekolah jenjang sekolah dasar di 324 kabupaten/ kota. Khusus LPTK PTM sendiri, terpilih sebanyak 32 LPTK PTM yang terdiri dari 402 mahasiswa.

Program KMP ini dilaksanakan selama 10 minggu kedepan yang bertugas untuk melakukan pendampingan belajar kepada siswa, guru, dan kepala sekolah di masing-masing daerah yang mahasiswa tempati supaya memastika proses belajar mengajar tetap berlangsung walau dalam keadaan pandemi Covid-19 ini. Dalam pesan penugasan, Nadiem Makarim (Mendikbud RI) menyampaikan impian Mendikbud sebelum mahasiswa lulus dapat berbakti dan mengabdi kepada negara, salah satunya yaitu melalui peningkatan kualitas pembelajaran pada sektor pendidikan. Hal itu lah yang mendasari dibentuknya program KMP ini.

Harapan dari Mendikbud dalam program KMP ini, semoga program ini dapat menjadikan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia dan dapat menjadi pendongkrak bagi para guru dan siswa yang terkena psykosocial imbas dari pandemi Covid-19 ini. Tahun ini merupakan program awal dalam KMP ini, besar harapan program ini akan tetap berjalan ditahun mendatang (Papar Mendikbud).

Dalam konteks KMP ini secara secara berkala dan terjadwal 32 LPTK PTM ini selalu berkoordibasi untuk implementasi, pembimbingan, luaran, dan atau pengembangan bentuk lainnya. Salah satu bentuk pengembangannya adalah sejumlah LPTK PTM yang tergabung sebagai pelaksana KMP Kemdikbud 2020 ini mengintegrasikan kegiatannya ke dalam MK KKNDik, sekaligus MK life skills lain, dan MK skripsi yang berorientasi pada luaran publikasi ilmiah. Diharapkan oleh Ketua ALPTK PTM Prof. Harun Joko Prayitno, program KMP Kemdikbud yang dikembangkan menjadi terintegrasi ke dalam 3 MK ini akan menjadi ciri unggul lulusan LPTK PTM yang senantiasa bisa beradaptasi di tengah-tengah komunikasi komputasi global. Semoga. Salam @alptkptm.org.

Daftar LPTK PTM Pelaksana Program KMP:

  1. Universitas Muhammadiyah Surakarta
  2. Universitas Muhammadiyah Malang
  3. Universitas Ahmad Dahlan
  4. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
  5. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
  6. Universitas Muhammadiyah Makassar
  7. Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  8. Universitas Muhammadiyah Mataram
  9. Universitas Muhammadiyah Semarang
  10. Universitas Muhammadiyah Jember
  11. Universitas Muhammadiyah Jakarta
  12. Universitas Muhammadiyah Gresik
  13. Universitas Muhammadiyah Surabaya
  14. Universitas Muhammadiyah Sukabumi
  15. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  16. Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
  17. Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
  18. Universitas Muhammadiyah Pontianak
  19. Universitas Muhammadiyah Parepare
  20. Universitas Muhammadiyah Palu
  21. Universitas Muhammadiyah Palopo
  22. Universitas Muhammadiyah Palembang
  23. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
  24. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
  25. Universitas Muhammadiyah Kupang
  26. Universitas Muhammadiyah Kotabumi
  27. Universitas Muhammadiyah Kendari
  28. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
  29. Universitas Muhammadiyah Bengkulu
  30. STKIP Muhammadiyah Manokwari
  31. STKIP Muhammadiyah Kuningan
  32. IKIP Muhammadiyah Maumere

Unmuh Kupang Perkokoh Silaturahmi Jelang Seminar Nasional dan Milad

Kupang, 5 Oktober 2020

Program Studi Pendidikan Biologi sebagai salah satu prodi unggulan di ALPTK PTMA, khususnya di Universitas Muhammadiyah Kupang berencana melaksanakan Webinar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi (Webnas PSB) ke-5 pada tanggal 10 Oktober 2020, menghadirkan Pembicara Kunci dari FKH IPB Prof. drh. S. Agungpriyono, Ph.D., P.A.Vet, Prof. Dr. Suciati, M.Pd dari Univ. Sebelas Maret Surakarta dan Dr. Abdulkadir Rahardjanto, M.Si dari FKIP Univ. Muhammadiyah Malang.

Pelaksanaan kegiatan yang rutin dilaksanakan selama 4 tahun terakhir ini kembali dilaksanakan di tahun 2020. Namun karena mematuhi protokol covid-19, sehingga tahun ini dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau webinar.

Tim Prodi Biologi UM Kupang sebelumnya melakukan kunjungan pada rangkaian dari kegiatan webnas PSB ke-5. Diantaranya ke kediaman Drs. H.A. Razak Sundu, M.Si dan H. Sudirman, S.Pd., M.Pd. pada tanggal, 05 September 2020, dan dilanjutkan pada tgl, 19 September 2020 mengunjungi kediaman Bapak Drs. H.M. Jafar Umar, M.Sc., Ph.D. (alm) dan kediaman anak dari pasangan suami istri Drs. H.M. Ramli Shaleh (alm) dan Dra. Hj. Andi S. Ramli (almh) yakni Dr. H. Andi Hidayat Rizal, MT

Ketua Panitia Sari H.A. Koda berharap dengan kunjungan ini sebagai wujud syukur sekaligus ucapan terima kasih kepada para pendahulu Prodi Pend. Biologi baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal atas dedikasi dan perjuangannya dalam pendirian dan pengembangan prodi ini. Teriring doa dari kami semua, semoga perjuangan beliau menghadirkan prodi ini dicatat sebagai amal jariyah, tandasnya.

Ihwan sebagai salah satu dosen pada Prodi Pend. Biologi sekaligus Ketua Forum Ikatan Alumni (FILUM) Biologi UMK mengatakan sangat mendukung dan berterima kasih kepada Ka. Prodi dan keluarga besar Prodi Pend. Biologi atas upaya yang dilakukan, kami merasa bangga menjadi alumni Prodi ini, dengan prestasinya menjadi salah satu prodi unggulan di ALPTK PTMA, khususnya di Universitas Muhammadiyah Kupang.

“melalui kegiatan ini kami selaku alumni sekaligus menjadi bagian dari keluarga besar Prodi Pend. Biologi merasa diajak dan diajarkan tentang bagaimana berterima kasih dan menghargai jasa para pendahulu, keluarga besar alumni Prodi Pend. Biologi juga menghaturkan doa, semoga perjuangan para the funding futhers (pendiri) Prodi Pend. Biologi menjadi Amal Jariyah yang pahalanya tidak pernah putus”. Pungkas Ihwan

Nurjannah selaku Ketua Prodi Pend. Biologi mengatakan bahwa kunjungan tokoh sebagai rangkaian kegiatan webnas tahun adalah untuk pertama kalinya, insya Allah kedepan kegiatan ini akan terus dipertahankan dengan mengunjungi tokoh-tokoh lain yang berjasa terhadap pendirian dan pengembangan program studi ini.

Artinya kegiatan seminar nasional yang sudah menjadi kegiatan rutin tahunan pada Prodi Pend. Biologi ini kedepan akan selalu dirangkaikan dengan kunjungan tokoh, Nurjannah mengatakan bahwa melalui kegiatan seperti ini menjadi bahan refleksi dan mengenang jasa perjuangan para pendiri Prodi Pend. Biologi.

The 5th PROFUNEDU: School Children Want to Come Back to School

Yogyakarta, 8 Agustus 2020

Online learning mampu melampaui batas ruang (kelas). Online berkepenjangan selama pandemi ini dapat menimbulkan kejenuhan bagi anak-anak. Oleh sebab itu, pada umumnya anak-anak di Amerika sudah ingin segera kembali ke sekolah. Alasannya secara umum mereka bisa berkreasi langsung, bisa langsung berkomunikasi dan berinteraksi, serta bisa mendapatkan pengalaman langsung, dapat langsung mengembangkan keterampilan khusus, bisa langsung hidup bersama dengan berbagai masyarakat. Alasan anak-anak di Amerika ini, juga harapan anak di seluruh dunia pada umumnya ini bisa dipahami. Sebab hakikat anak adalah sebagai makluk sosial. Ciri makluk sosial adalah interaksi dan komunikasi serta berkreasi langung. Demikian penegasan Prof. Popy Rufaidah, Atdikbud RI di USA sebagai salah satu key note dalam acara webinar putaran ketiga International Conference on ‘the 5th PROFUNEDU , Engineering Learning in the Global Communication and Computation Era’ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia (ALPTK PTM) bekerja sama dengan dengan FKIP UMS dan FKIP UAD Yogyakarta serta FKIP Unmuh Bangka Belitung, FKIP Unmuh Kupang, dan FKIP Unmuh Pare-Pare.

Rumusan tersebut inline dengan pernyataan nara sumber lainnya yang menjadi invited speakers dalam forum ini. Antara lain, Prof. Popy Rufaidah (Atdikbud RI-USA), Prof. Arief Rochman, PhD. (Atdikbud RI UK), Prof. Joko Nurkamto (President of TEFLIN), Prof. Dr. Dwi Sulisworo (UAD), Prof. Anam Sutopo (UMS), Patahudin (UM Parepare), Ihwan (UM Kupang), dan Maulina Hendrik (FKIP Unmuh Muh Babel). Secara umum dapat disimpulkan bahwa rekayasa pembelajaran daring memiliki kelebihan dalam melapaui batas ruang dan waktu serta pengetahuan tetapi lemah di aspek keterampilan berkehidupan masyarakat (to live together). Dengan kata lain, pembelajaran online saat ini masih belum efektif.

Dalam konteks masa pandemi di Indonesia yang kemudian semua pembelajaran dilaksanakan secara daring, sebagaimana disampaikan oleh Kemendikbud RI bahkan akan diperpanjang sampai dengan Desember 2020 dipandang perlu untuk dievaluasi kembali. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan pembelajaran dalam skala-skala kecil, perlu penguatan pendidikan keluarga, home schooling, home visits, school visits, perlu pembelajaran secara bergantian dengan tetap adaptasi protokol kesehatan. Kesimpulannya diperlukan kurikulum baru, pendekatan baru, dan bentuk-bentuk pembelajaran baru supaya anak-anak mendapatkan asupan pendidikan wajar dan cukup.

Online learning mampu melampaui batas ruang (kelas). Online berkepenjangan selama pandemi ini dapat menimbulkan kejenuhan bagi anak-anak. Oleh sebab itu, pada umumnya anak-anak di Amerika sudah ingin segera kembali ke sekolah. Alasannya secara umum mereka bisa berkreasi langsung, bisa langsung berkomunikasi dan beriinteraksi, serta bisa mendapatkan pengalaman langsung, dapat langsung mengembangkan keterampilan khusus, bisa langsung hidup bersama dengan berbagai masyarakat. Alasan anak-anak di Amerika ini, juga harapan anak di seluruh dunia pada umumnya ini bisa dipahami. Sebab hakikat anak adalah sebagai makluk sosial. Ciri makluk sosial adalah interaksi dan komunikasi serta berkreasi langung. Demikian penegasan Prof. Popy Rufaidah, Atdikbud RI di USA sebagai salah satu keynote dalam acara webinar putaran ketiga International Conference on ‘the 5th PROFUNEDU , Engineering Learning in the Global Communication and Computation Era’ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia (ALPTK TM) bekerja sama dengan dengan FKIP UMS dan FKIP UAD Yogyakarta serta FKIP Unmuh Bangka Belitung, FKIP Unmuh Kupang, dan FKIP Unmuh Pare-Pare.

Rumusan tersebut in line dengan pernyataan nara sumber lainnya yang menjadi invited speakers dalam forum ini. Antara lain, Prof. Popy Rufaidah (Atdikbud RI-USA), Prof. Arief Rochman, PhD. (Atdikbud RI UK), Prof. Joko Nurkamto (President of TEFLIN), Prof. Dr. Dwi Sulisworo (UAD), Prof. Anam Sutopo (UMS), Patahudin (UM Parepare), Ihwan (UM Kupang), dan Maulina Hendrik (FKIP Unmuh Muh Babel). Secara umum dapat disimpulkan bahwa rekayasa pembelajaran daring memiliki kelebihan dalam melapaui batas ruang dan waktu serta pengetahuan tetapi lemah di aspek keterampilam berkehidupn masyarakat (to live together). Dengan kata lain, pembelajaran online saat ini masih belum efektif.

Dalam konteks masa pandemi di Indonesia yang kemudian semua pembelajaran dilaksanakan secara daring, sebagaimana disampaikan oleh Kemendikbud RI bahkan akan diperpanjang sampai dengan Desember 2020 dipandang perlu untuk dievaluasi kembali. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan pembelajaran dalam skala-skala kecil, perlu penguatan pendidikan keluarga, home schooling, home visits, school visits, perlu pembelajaran secara bergantian dengan tetap adaptasi protokol kesehatan. Kesimpulannya diperlukan kurikulum baru, pendekatan baru, dan bentuk-bentuk pembelajaran baru supaya anak-anak mendapatkan asupan pendidikan wajar dan cukup.

The 21st Century of Fun and Progressive Learning Engineering: International Conference Profunedu

Surakarta, 20 Juni 2020.

Asosiasi LPTK PTM telah menggelar webinar dengan skala internasional dengan tema “The 21 st Century of Fun and Progressive Learning Engineering” pada Sabtu, 20 Juni 2020. Acara tersebut merupakan putaran pertama dari tiga putaran yang digelar sebagai bentuk implementasi pola asuh antar LPTK PTM. FKIP UMS sebagai host dalam penyelenggaraan Webinar internasional ini. Gagasan Pola Asuh oleh ketua Asosiasi LPTK PTM sekaligus Dekan FKIP UMS dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Harun Joko Prayitno, ditujukan untuk membantu menaikkan reputasi akreditasi LPTK PTM. Ada 8 invited speakers baik dari dalam maupun luar negeri pada putaran 1, antara lain Prof Laurence Tamatea dari Charles Darwin Univ, Australia, Prof. Mohm Hairy dari UPSI Malaysia, Koesoemo Ratih, PhD (UMS), Dr. Rustamaji (Unimuda Sorong).

Salah satu topik paparan dalam webinar ini bertajuk “Challeges of Preparing for Autonomous Teachers: Professional Teaching Practice in the New Normal Era” yang disampaikan oleh Koesoemo Ratih, Ph.D hasil karya kolaborasi dengan Harun Joko P dan Laurence Tamatea. Gagasan tsb menekankan pada tantangan calon guru, guru dan LPTK di era digital paska pandemik. Peran teknologi, media dan arus globalisasi membentuk tantangan dan tugas baru bagi guru dan calon guru. Dan ini semua merupakan aspek yang signifikan dalam mereformasi tradisi pembelajaran. Dalam konteks ini tata kelola pendidikan dan desain pembelajaran perlu melakukan adaptasi dan rekayasa pembelajaran secara cepat dan tepat supaya pembelajaran berlangsung fun and progressive.

Kebijakan global sejak tahun 2000 yg direkomendasikan UNESCO untuk mengintegrasikan ICT dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan system pendidikan yang berkualitas telah direspon oleh kebijakan nasional dan lokal institusi masih banyak menuai tantangan pada tataran praktik. Oleh karena itu LPTK Muh harus bisa selalu beradaptasi, progessive , berkreasi, dan berinovasi dengan tetap memperkuat militansi nilai2 Kemuhammadiyahan dalam menghasilkan calon guru penggerak yg mandiri dan berpenciri Islami (KR, HJP, L, 2020).

Lamp:

WEBINAR DALAM RANGKA HARDIKNAS: KERJA SAMA UMS, ALPTK PTM, & MAJELIS DIKTI LITBANG PP MUHAMMADIYAH DIIKUTI 862 PESERTA DARI BERBAGAI NEGARA

Surakarta, 2 Mei 2020

Tema webinars dalam rangka memperingati Hardiknas 2 Mei 2020  ini adalah *Rekayasa Pembelajaran Era  Merdeka Belajar di Masa Pandemi Covid-19*. Terdapat dua kata kunci penting dalam webinars ini, yaitu rekayasa pembelajaran dan merdeka belajar. Pembelajaran saat di era komputasi global ini berkembang dengan pesatnya dan ekstrimnya telah mengalami bukan saja perubahan yang luar biasa. Tetapi sudah terjadi lompatan teknik dan strategi pembelajaran yang demikian cepatnya. Sudah terjadi semacam disrupsi pembelajaran. Yaitu, perubahan teknik dan strategi pembelajaran yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Kristalisasi pesan penting KH Dewantara “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah” terbukti. Pembelajaran daring yang dilaksanakan di hampir semua negara di dunia ini, lebih dari 206 negara, secara bersamaan dan tiba-tiba karena pandemi global “siap atau belum siap, suka atau belum suka, lancar atau belum lancar, bahkan ada atau belum ada” harus menjadi seolah “siap, suka, lancar, dan ada” dalam pembelajaran daring ini. Dalam pembelajaran daring ini semua orang tua, kakak, adik, keponakan, keluarga, tetangga, kolega, tamu, dan bahkan orang yang belum dikenalnya tiba-tiba menjadi guru semua. Dan, tiba-tiba pula semua rumah sekarang ini secara disrupsi (: Jawa ujug-ujug) sudah menjadi unit-unit dan suasana sekolah. Perubahan besar yang terjadi saat ini tersebut, jauh hari sudah dipikirkan oleh Bapak Pendiri Pendidikan Indonesia, KH Dewantara. Itulah sebabnya, KH Dewantara layak mendapat anugerah seorang futuris pendidikan.

Apapun dapat dijadikan sumber belajar. Setting bagaimanapun dapat dijadikan tempat belajar (H.J Prayitno, 2020). Dalam konteks ini sumber belajar bukan hanya dari orang ke orang. Alam semesta, benda, alat, medsos, dan apa pun lainnya yang tidak bisa disebutkan saat ini bisa dijadikan sumber belajar. Oleh karena itulah, pemilihan dan penentuan sesuatu apapun sebagai sumber belajar tersebut pentingnya didasarkan pada value ‘nilai’. Karena hakikatnya sumber belajar yang dari manapun itu harus didasarkan pada nilai kemanfaatan, nilai kemanusiaan, dan nilai untuk memartabatkan kehidupan. Karena ilmu yang sesungguhnya adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang mememanusiakan manusia (: Jawa nguwongke), dan ilmu yang bermartabat serta beradab.

Setting pembelajaran saat ini tidak lagi bisa di batasi hanya di sekolah atau di rumah. Dalam setting pembelajaran tersebut juga mengalami perubahan, dinamika, dan lompatan yang sangat cepatnya. Setting pembelajaran berubah dari tempat ke waktu. Berubah dari waktu ke suasana. Siswa dan siapapun bisa belajar bukan saja di sekolah, atau bukan saja di rumah, tetapi bisa berlangsung di manapun, di mobil, di pesawat, di kebun, di pos ronda, bahkan ekstrimnya bisa di kamar mandi (WC) sekalipun. Perubahan setting pembelajaran yang sangat ekstrim ini karena sangat bergantung pada suasana ‘mood’ pembelajar. Dalam konteks ini diperlukan pentingnya suatu nilai belajar. Hakikat belajar adalah ilmu yang dapat memartabatkan kehidupan.

Di dalam setting belajar itu sendiri sangat dimungkinkan adanya perubahan yang sangat ekstrim lagi. Pada hari yang sama siswa atau pembelajar dapat belajar di berbagai tempat sekaligus. Dinihari belajar di rumah, pagi hari belajar di bandara, tengah hari belajar di kota transit pertama, siang harinya lagi belajar di kota transit kedua dan seterusnya, menjelang sorenya belajar di bandara tujuan. Demikian seterusnya selama masih ada akses (: sinyal). Sesungguhnya telah terjadi pergerakan setting pembelajan yang berubah dengan drastisnya. Semua ini dikembalikan kepada tatanan dan hahikat nilai belajar. Setting belajar yang sesungguhnya adalah setting waktu-tempat-suasana (triple setting Pendidikan) yang bisa tetap berpijak pada nilai kemanfaatan.

Belajar untuk ilmu, ilmu apapun. Ilmu yang dapat memartabatkan kehidupan. Ilmu yang mampu memanusiakan manusia. Ilmu yang bisa mendatangkan kemanfaatan. Itulah pesan penting dari webinars dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020 yang diikuti oleh 862 peserta dari berbagai lapisan, unsur, dan benua. Sebagai nara sumber untuk memartabatkan ilmua tersebut, yaitu: Prof. Suyanto, Ph.D. (pemerhati pendidikan sekaligus Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah), Prof. Warsito (Atdikbud RI Prancis), Prof. Dr. Sofyan Anif (Rektor UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Ketua ALPTK PTM), Prof. Gamal Abdul Nasir Zakaria (UBD, Education Faculty Universiti Brunei Darussalam), Prof. Fauziah Abdul Rahim (Education Faculty, UUM Malaysia). Semoga bermanfaat.

Lampiran:

  1. Materi Prof. Warsito (Atdikbud Kedubes RI di Prancis)
  2. Materi Prof. Fauziah Abdul Rahim (UUM, Malaysia)
  3. Materi Prof. Suyanto (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah)
  4. Materi Prof. Harun Joko P. (Ketua ALPTK PTM)

KOMUNIKASI: INTI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI ERA KOMPUTASI GLOBAL

Dalam rangka mewujudkan Permendikbud No.6 tahun 2018 tentang penugasan guru, pada pasal 21 e menyebutkan bahwa kepala sekolah yang sedang menjabat dimaksud dalan huruf a yang belum memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan kepala sekolah sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 9 wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan penguatan kepala sekolah.

LPPKS bekerjasama dengan FKIP UMSurabaya menyelenggarakan diklat penguatan kepala sekolah yang dilaksanakan berdasarkan SK Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahap 4 No 5497/B/B1.3/HK/2019 tanggal 29 Juli 2019.

Endah Hendarwati, S.E., M.Pd., Ketua Panitia Pelatihan dan Penguatan Kepala Sekolah, menjelaskan  bahwa LPD Univeritas Muhammadiyah sebagai salah satu Lembaga Penyelenggara Diklat Penguatan Kepala Sekolah untuk TK, SD dan SMP tahun 2019.  Pada tahap 3 Diklat diikuti oleh peserta sebanyak 165 Kepala Sekolah TK, SD dan SMP  Kabupaten Sampang. Kegiatan diklat tahap 3 diselenggarakan dari tanggal 14 s/d 21 Oktober 2019  bertempat di Hotel Gunawangsa MERR Surabaya.

Kegiatan acara penutupan Diklat penguatan kepala sekolah tahap 3 dihadiri oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr.Dr. Sukadiono, M.M., Wakil rektor II UMsurabaya Dr. Ridlwan, M.Pd, ketua LPD  Endah Hendarwati, S.E., M.Pd dan Plt Kepala Dinas Sampang Drs. Nor Alam, M.Si.

Suasana penutupan Diklat KS tahap III di LPD UM Surabaya oleh Rektor Dr. dr. Sukadiono, M.M.

Dalam acara penutupan rektor menyampaikan sebagai uswah atau pemimpin harus memiliki 3 kemampuan yaitu moral, intelektual, dan manajerial.  Di bidang moral, para kepala sekolah harus bisa memberi contoh yang baik. Misalnya, disiplin waktu, tanggung jawab, dan  jujur. “Bagaimana mendisiplinkan orang lain kalau kita sendiri tidak disiplin,” pesan rektor kepada peserta diklat.

Di bidang intelektual, kepala sekolah harus terus menambah wawasan, ilmu, dan nilai lebih.

Kemudian, di bidang manajerial, kepala sekolah harus dapat memberdayakan guru. Memberikan delegasi kepada mereka. “Jangan sampai keliru delegasi,” ujarnya.

Aspek lain yang perlu dipertimbangkan oleh kepala sekolah adalah komunikasi. “Inti organisasi itu manajemen. Inti manajemen itu kepemimpinan. Dan, inti kepemimpinan itu komunikasi. Kalau komunikasi tidak jalan, manajerial pasti terganggu,” ujarnya.

Rektor UM Surabaya Dr. dr. Sukadiono, M.M. menyerahkan sertifikat dan penghargaan kepada peserta pada penutupan Diklat KS di Hotel Gunawangsa MERR Surabaya.

Sedangkan Plt Kadinas Sampang Nor Alam menyampaikan rasa terima kasih atas kegiatan diklat PKS yang diselenggarakan UMSurabaya. Ke depan akan dilanjutkan dengan kerja sama dalam kegiatan lain. Nor Alam menyatakan, kepala sekolah sekarang ini tidak lagi bertugas mengajar. Saat ini tugas kepala sekolah adalah manajerial, supervisor, dan wirausaha. Oleh karena itu, kompetensi kepala sekolah harus setingkat lebih tinggi daripada para guru. “Kalau setara, nanti diremehkan,” ujarnya.

Rektor Dr. dr. Sukadiono, M.M, Wakil Rektor II Dr. M. Ridlwan, M.Pd., dan Ketua LPD UM Surabaya Endah Hendarwati, S.E., M.Pd. bersama para peserta terinspiratif

Dalam acara penutupan diakhiri dengan penyerahan sertifikat dan   penghargaan kepada beberapa kepala sekolah yang menginspirasi. Acara ini digagas berangkat dari pengalaman dari instruktur di kelas, dengan adanya salah satu kepala sekolah di kelas yang memberikan insipirasi akan membawa dampak positif pada motivasi peserta lain.

Asosiasi LPTK PTM © 2016 Back to Top