Penang, 1 Agustus 2024
Bertempat di KJRI Penang pada Kamis 1 Agustus 2024 dan bertempat di KBRI Kuala Lumpur sebanyak 60 mahasiswa dari 16 PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah) dengan didampingi oleh sebanyak 24 dosen yang juga berasal dari 16 PTMA tersebut memulai melaksanakan tugas baru. Tugas kemanusiaan untuk menghadirkan dan memberdayakan pendidikan pada bagi anak-anak di 20 SB (Sanggar Belajar). Mereka akan membaur, menyatukan diri, menyatukan hati, membersamai, merasakan getaran dan semangat anak-anak SB yang hakikatnya memiliki semangat tanpa batas untuk mengeyam pendidikan, tetapi selama ini belum mendapatkan hak pendidikan secara layak dan formal.
Mereka mulai melaksanakan Program KKN & PkM KI PTMA Angkatan 11 tersebut selama 1 bulan, mulai 31 Jui 2024 sampai dengan 28 Agustus 2024 di berbagai SB. Yang di SB semenanjung Kuala Lumpur akan melaksanakan proyek kemanusiaan tersebut di antara lain SB PPWNI Klang, SB Ampang , SB Hulu Kelang, SB Sentul, SB Hulu Langat, SB Jalan Kebun, SB Subang Mewah, SB Al Amin Segambut, SB Sungai Penchala, ICC Ladang Kosma, ICC Pahang , SB At Tanzil Bukit Lanchong, SB Rawang, SB Sungai Besi, SB Muallim, ICC Al Anshar Bahau, SB Gumut. Sedangkan yang di SB KJRI Penang antara lain di SB Permai Penang, SB Ami Penang, dan SB Kulim Penang, demikian papar Prof. Harun Joko Prayitno selaku Ketua ALPTK PTMA sekaligus Koodinator Program KKN KI dan PkM KI PTMA.
Prof. M. Firdaus selaku Atdikbud RI di KBRI Kuala Lumpur yang didampingi Ibu Friny selaku Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, dan didampingi oleh Ustadz Shohenuddin sebagai Koordinator Program ini pada saat penerimaan program tersebut di KBRI Kuala Lumpur menyampaikan bahwa program ini lebih tepatnya bisa dinamakan sebagai Duta Diplomasi dan Proyek Kemanusiaan Internasional sebab mereka akan bukan saja mengabdikan diri tetapi akan berjuang di tengah keterbatasan ruangan, prasarana, dan sarana pendidikan yang memadai, tetapi para anak-anak dan pegelola-pengelola pendidikan mempunyai tekat dan semangat untuk mendapatkan layanan pendidikan yang luar biasa.
Lebih lanjut, Atdikbud RI dan Tim, menyampaikan bahwa (1) di Malaysia, banyak anak-anak Indonesia tidak dapat mengakses layanan pendidikan, karena alasan dokumen yang tidak lengkap; (2) untuk menangani fenomena tersebut, KBRI tidak melegalkan apalagi mendirikan sekolah yang legal, tetapi hanya sebatas memberikan layanan pendidikan supaya anak-anak usia sekolah tidak terlalu tertinggal dari kemampuan baca, tulis, dan menghitung, serta memiliki wawasan tentang negaranya; (3) tugas Mahasiswa KKN bukan 100 persen mengajar, karena bisa jadi guru di sanggar belajar (SB) lebih pintar dari mhs KKN, tetapi berharap kepada mahasiswa yang mengikuti program KKN internasional untuk memberikan perhatian, memotivasi dengan penuh rasa empati kepada anak-anak Indonesia yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan agar tumbuh semangat melanjutkan sekolah dan memberi contoh bahwa anak2 PMI di malysia juga bisa sukses; dan (4) perlu usaha bersama untuk memberi beasiswa kepada anak2 PMI di Malysia untuk bisa studi lanjut sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Itulah sebabnya program KKN KI dan PkM KI ini menjadi duta diplomasi dan sekaligus proyek kemanusiaan yang mengarusutamakan PUS (Pendidikan Untuk Semua).
Pada kesempatan ini, Dr. M. Hidayatullah, Rektor Unmuh Sidoarjo yang mewakili ALPTK PTMA menyampaikan bahwa program ini merupakan program yang sangat nyata, program yang sangat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, program ini merupakan program yang sangat relevan dalam konteks MBKM sebagai wahana untuk mendekatan pendidikan di PTMA dengan kompleksitas pendidikan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat internasional di Kuala Lumpur dan Malaysia, termasuk di Johor, di Sabah, dan Wilayah Serawak.
KBRI dan Konsorsium KKN KI dan PkM KI serta sejumlah pengelolah SB baik di Peang maupun di Kuala Lumpur sama-sama sepakat agar dapat dianjutkan pada masa-masa yang akan datang karena nilai-nilai kemanfaatannya. Salam@alptkptma, konsorsium KKN-PkM KI PTMA.