Kolaborasi dan bersinergi merupakan dua elemen penting untuk bisa memajukan pendidikan pada era komputasi dan komunikasi global ini. Terutama kolaborasi antar asosiasi, antar perkumpukan, antar organisasi, ataupun antar kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menakselerasi berbagai terobosan pengembangan. ALPTK PTMA dan ALSI serta ALS PTMA sepakat menjalin kerja sama dengan prinsip saling menguatkan dan saling memajukan. Demikian disampaikan oleh Ketua ALPTK PTMA, Prof. Harun Joko Prayitno dengan Prof. Nur Widodo sebagai Ketua ALSI sekaligus ALS PTMA.
Di tengah hiruk pikuk pertemuan ilmiah para pegiat dan akademisi International Conference On Lesson Study (ICLS) ke 14 di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), dilangsungkan pula peresmian organisasi para pegiat Lesson Study di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang disingkat LSPTM. Agenda ICLS ke 14 itu sendiri berlangsung dari tanggal 8 sampai dengan 11 September 2023, sementara itu deklarasi LSPTM dilakukan pada tanggal 8 September seusai ALSI Meeting. Hadir dan memberikan sambutan untuk berdirinya LSPTM, presiden ALSI bapak Sumar Hendayana, PhD dan ketua ALPTKPTMA, bapak Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Pd. Keduanya sangat mendukung berdirinya LSPTM untuk lebih memperluas jangkauan program Lesson Study di Indonesia secara mandiri dan menuju terwujudnya Lesson Study for Learning Community (LSLC). Acara deklarasi berdirinya LSPTM disaksikan oleh para undangan yang gterdiri dari unsur Dekan FKIP PTM se Indonesia, 20 orang Pengurus ALSI dan sekitar 600 peserta ICLS-14.
Sebagaimana diketahui bahwa cukup banyak dosen dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Indonesia yang telah mendapatkan kesempatan pelatihan STOLS di Jepang sejak tahun 2011 sampai 2019 yang lalu. Kurang lebih 65 dosen dari 35 PTM se Indonesia berkempatan menjadi peserta STOLS selama 1 bulan di Jepang. Para alumni pelatihan ini merasa mendapatkan pengalaman berharga dan sangat mubadzir bila dilupakan begitu saja. Oleh karena itu mereka bersepakat untuk melestarikan budaya lesson study secara kolaboratif untuk menjamin kualitas pembelajaran baik di tingkat pendidikan dasar dan menengah maupun di perguruan tinggi. Hadirnya LSPTM dengan demikian menjadi momentum bagi Persyarikatan Muhammadiyah yang salah satu amal usahanya berbasis pada sekolah atau pendidikan.
Berdirinya LSPTM juga disamput positif oleh Presiden Akademisi Lesson Study Indonesia (ALSI), Sumar Hendayana, PhD. Beliau mendukung cita cita terwujudnya Lesson Study for Learning Community (LSLC) yang digerakkan oleh para dosen PTM bersama dengan para guru dari sekolah Muhammadiyah yang menjadi binaannya. Menurut beliau, LSLC merupakan upaya menjadikan pembelajaran lebih professional, terbuka dan berkomitmen untuk kebermaknaan dalam belajar siswa. Presiden ALSI juga menyebutkan terdapat beberapa keutamaan dari implementasi LSLC ini, diantaranya adalah pembelajaran mendapatkan pencermatan secara kritis dan terbuka dari teman sejawat sejak dari perencanaan, pelaksanaaan sampai dengan refleksi dan tindak lanjutnya.
Dalam kesempatan terpisah, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Pd, ketua ALPTK menyatakan bahwa berdirinya LSPTM akan menguntungkan sekolah Muhammadiyah yang akan menerima berbagai inovasi pembelajaran melalui Lesson Study. Beliau menegaskan bahwa dengan lesson study ini maka pembelajaran menjadi bersifat terbuka (OPEN) untuk siapapun, mulai dari guru, pemerhati pembelajaran sampai dengan orang tua siswa boleh menjadi observer pembelajaran. Keterbukaan tersebut dimulai dari penyiapan RPP, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan refleksi hasil pembelajaran.
Tidak ketinggalan pula Nurwidodo, ketua LSPTM menambahkan bahwa Lesson Study mendorong keterbukaan dalam dunia pembelajaran. Karena bersifat terbuka tersebut, maka sekolah ataupun guru seperti mendapatkan dorongan untuk menghadirkan pembelajaran yang terbaik. Bilamana ini telah menjadi kebiasaan yang membudaya, maka kualitas pembelajaran akan terjaga dan menjadi upaya untuk melakukan inovasi, modernisasi secara terus menerus (continues quality improvement). Hal ini penting dalam kerangka menghadapi persaingan yang semakin ketat memasuki tantangan hidup abad ke-21, VUCA dan generasi emas tahun 2040, dimana dunia penddidikan menjadi tumpuan serta harapan bagi pembentukan generasi yang unggul sesuai dengan tuntutan jamannya.
Oleh karena itulah maka program LSPTM kedepan akan selalu menggelorakan semangat GERAKAN BUKA KELAS yang sangat sinergis dengan implementasi program SEKOLAH PENGGERAK yang disandang beberapa sekolah Muhammadiyah di Indonesia. Sinergitas yang terasa kuat antara LSLC dengan Sekolah Penggerak ini getarannya dirasakan secara intens oleh TIM LS Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Nur Fauziah, dekan FKIP sekaligus Host acara ICLS-14 yang telah membina guru dari sekolah Negeri maupun Sekolah Muhammadiyah dan mendapatkan kepercayaan dari Dinas Pendidikan Kota Gresik, serta Majlis Dikdasmen PWM Jatim untuk terus menggerakkannya. Beliau menyatakan bahwa mindset guru penggerak maupun sekolah penggerak sangat cocok dengan semangat buka kelas di Lesson Study. Sudah lebih dari 15 kali dilakukan kegiatan buka kelas selama satu semester di sekolah yang menjadi binaannya, dan kepala sekolah mendukungnya karena manfaat peningkatan mutu pembelajaran menjadi terhiraukan.
Prof. Ahmad, yang berperan sebagai penasehat LSPTM ini mengakui dan merasakan manfaat dari LSLC. Utamanya dalam menjadikan siswa sebagai subyek belajar sesungguhnya. Menurutnya ada yang esensial dari implementasi LSLC, yang sangat sinergis dengan missi Pendidikan di Muhammadiyah. Sebagaimana diketahui bahwa Prof. Ahmad selalu mengkaitkan pembelajaran di PTM maupun di Sekolah Muhammaddiyah membutuhkan inovasi, membutuhkan modernisasi dan membutuhkan penjaminan mutu sebagai bentuk pertanggungjawaban para pengelolanya.